Kamis, 03 Juli 2008

Lensa Kontak dan Permasalahannya

Lensa Kontak dan Permasalahannya

Agar tampil lebih menarik, tak sedikit pemakai kaca mata yang beralih menggunakan lensa kontak. Apalagi dengan perkembangan teknologi, ditemukan perubahan bahan pembuatan lensa kontak. Hasilnya, pemakai merasa lebih nyaman, sekaligus memberikan perbaikan penglihatan yang maksimal. Apa sebenarnya perbedaan antara kaca mata dengan lensa kontak? Lensa kontak berhubungan erat dengan jaringan mata, menempel langsung ke kornea dan selaput lendir konjungtiva. Dalam lensa kontak terkandung bahan kimia dan benda-benda dari luar yang dapat bersifat toksik atau reaksi hipersensitivitas.

"Bahan-bahan ini bisa merembes masuk ke mata," kata dr Hj Enni Cahyani P SpM MKes MMR, spesialis mata dari Rumah Sakit Mata Dr Yap, Yogyakarta. Karena itu, para pengguna lensa kontak sangat disarankan untuk menjaga kebersihan dan memahami kemungkinan timbulnya reaksi dari pemakaian lensa kontak. Berbagai efek yang mungkin timbul dari pemakaian lensa kontak antara lain, edem kornea dan terbentuknya pembuluh darah baru di sekitar kornea. Bisa juga terjadi infeksi kornea berat yang disebut ulkus kornea atau tukak kornea yang bisa mengakibatkan kerusakan kornea permanen. Menurut Enni, lensa kontak mempunyai sifat beragam, dengan keuntungan dan kerugian yang berbeda. Sifat yang beragam ini tentu akan menjadi bahan pertimbangan ketika seseorang memilih lensa kontak. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih lensa kontak adalah: usia pemakai (anak-anak atau orang tua), lama pemakaian (dipakai sewaktu-waktu/apabila perlu atau dalam jangka panjang), pekerjaan atau kegiatan pasien.

Sekadar contoh, binaragawan tidak akan bisa nyaman bila dipasang lensa lunak karena setiap refleks berkedip akan bergeser. Lensa kontak juga tidak dapat diberikan pada penderita dengan radang aktif di segmen depan, misalnya pada bleparitis, keratitis, dan ulkus kornea atau disebut tukak kornea, terutama yang disebabkan oleh bakteri. Karena itu, Enni menyarankan, jika merasakan adanya perbedaan keadaan mata setelah memakai lensa kontak, pemakai lensa kontak sebaiknya segera melepas lensa kontaknya dan segera menghubungi dokter mata atau petugas kesehatan yang memahami masalah lensa kontak. "Jika berkeinginan memakai lensa kontak, konsultasikan dulu dengan petugas yang berwenang," kata Enni pada seminar ilmiah populer bertema 'Antara Kacamata, Lensa Kontak, dan Laser' di Yogyakarta, belum lama ini.

Memilih lensa kontak
Lensa kontak terbuat dari beraneka ragam bahan. Nah, pengetahuan mengenai bahan lensa kontak juga sangat penting, terutama ketika memilih lensa kontak. Jika Anda hendak membeli lensa kontak untuk anak-anak atau orang tua, sebaiknya pilih lensa kontak kaku tembus oksigen (gas permeable contact lens) sehingga mencegah lensa kontak terbalik waktu dipasang di mata.

Sementara orang yang hanya memakai lensa kontak pada saat acara tertentu dengan durasi pendek, sebaiknya memilih lensa kontak yang tipis, dengan kandungan air tinggi, sehingga adaptasinya cepat (beberapa menit). "Sedangkan lensa kontak kaku memerlukan waktu minimal tiga hari untuk adaptasi," tutur Wakil Direktur Pelayanan Keperawatan RS Dr YAP ini. Selanjutnya Enni mengatakan, kelainan-kelainan anatomi mata harus diatasi lebih dulu, baru diberikan lensa kontak. Kelainan itu misalnya: trauma yang berakibat permukaan kornea menjadi tidak licin, tidak teratur, dan gangguan tajam penglihatan. Pada ibu hamil, terutama pada trimester terakhir, saat di mana sering terjadi gangguan perubahan hormon dan retensi air, disarankan untuk sementara waktu tidak memakai lensa kontak. "Sebaiknya pakai kaca mata saja pada saat kehamilan trisemester ketiga".

Tidak ada komentar: